Tafsir Ayat Al Quran al Baqarah 261 - 264 Tentang Memberi Tanpa Menyakiti

Memberi tidak boleh riya

Manusia diciptakan oleh Allah itu berbeda bentuk dan sukunya. Bahkan di negara Indonesia sendiri, ada banyak agama, suku, budaya, warna kulit, bentuk rambut dan perbedaan lainnya. Adanya perbedaan bukan berarti batasan. Baik batasan untuk bersosialisasi dan lainnya. Dengan adanya perbedaan tersebut justru agar kita saling mengenal satu sama lain, dengan adanya perbedaan akan semakin lebih indah, karena memiliki ragam warna. Jangan karena ras atau warna kulit menjadikan diri anda lah yang paling sempurna, yang lain tidak jadi tidak membutuhkan manusia lainnya. Ingat, manusia adalah makhluk sosial. Orang islam harus berbuat baik kepada semua manusia, baik yang beragama budha, hindu, katolik dan lainnya. Karena hidup itu bukan hanya sebatas ibadah saja, melainkan bermuamalah. Ibadah adalah urusan manusia dengan Tuhannya, sedangkan muamalah adalah urusan manusia dengan manusia (sosial).

Dalam islam, untuk berbuat baik itu tidak memandang apa agama mereka, tidak memandang dari mana asal mereka, tidak memandang apa warna kulit mereka, jelek atau ganteng. Islam tidak mengajarkan hal seperti itu. Karena manusia adalah makhluk sosial, artinya makhluk yang tidak dapat hidup sendiri, harus berampingan dengan makhluk lain. Berosisal lah kalian dengan masyarakat, saling tolong menolong lah kalian antar sesama manusia.

Ayat al-quran sangat banyak yang menjelaskan bahwa antar sesama manusia saling tolong menolonglah dalam hal kebaikan, bukan dalam hal keburukan. Seperti dalam potongan ayat 2 surat al-Maidah: وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ ۖ وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۖ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ

Ada banyak cara untuk melakukan kebaikan, bisa dalam bentuk memberi bantuan dana, bantuan jasa dan lainnya. Ketika kita telah membantu, jangan sekali-kali kita bebuat riya'. Maksudnya adalah mengatakan kebaikan yang telah dikerjakan kepada khalayak umum, misalnya "pengumuman, aku telah memberi sedekah 50 juta kepada fulan", hal yang demikian adalah sia-sia. Karena dengan begitu dapat menyakiti hati perasaan si penerima.

Kebaikan memberi bantuan harta telah al-quran jelaskan jauh-jauh hari, ada banyak ayat al-quran yang menjelaskan tentang membantu sesama dengan cara memberi bantuan dana. Untuk menyebut perbuatan tersebut, dalam islam disebut dengan menginfakkan, atau menafkahkan harta dijalan Allah (hal yang baik). Salah satu ayat yang membahas tentang nafkah, sedekah atau infak adalah dalam surat al-baqarah ayat 261 sampai 264.

Surat al-Baqarah:
مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ ۗ
 وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ ۗ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (al-Baqarah:261)

الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ثُمَّ لَا يُتْبِعُونَ مَا أَنْفَقُوا مَنًّا وَلَا أَذًى ۙ لَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ

“Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan si penerima), mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.”(al-Baqarah:262)

قَوْلٌ مَعْرُوفٌ وَمَغْفِرَةٌ خَيْرٌ مِنْ صَدَقَةٍ يَتْبَعُهَا أَذًى ۗ وَاللَّهُ غَنِيٌّ حَلِيمٌ

“Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun.” (al-Baqarah:263)

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُبْطِلُوا صَدَقَاتِكُمْ بِالْمَنِّ وَالْأَذَىٰ كَالَّذِي يُنْفِقُ مَالَهُ رِئَاءَ النَّاسِ وَلَا يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ۖ فَمَثَلُهُ كَمَثَلِ صَفْوَانٍ عَلَيْهِ تُرَابٌ فَأَصَابَهُ وَابِلٌ فَتَرَكَهُ صَلْدًا ۖ لَا يَقْدِرُونَ عَلَىٰ شَيْءٍ مِمَّا كَسَبُوا ۗ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْكَافِرِينَ

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.” (al-Baqarah:264)

Penafsiran Kosa Kata  al Baqarah Ayat 261 - 264


  • سَبِيلِ اللَّهِ (Sabili I’Lah): Sesuatu yang bisa menyampaikan seseorang kepada keridahaan Allah
  • حَبَّةٍ  (Al-Habbah): Kata tunggal dari Al-Habb. Artinya, berbiji-bijian yang ditanam dari pohon dan menjadi makanan pokok (padi, gandum, dan lain sebagainya)
  • Al-Mann : Suatu perbuatan, yang pelaku perbuatan tersebut menyebut-nyebut kebaikannya kepada orang yang telah disantuninya dan si pemberi menampakkan kemurahan padanya.
  • Al-Adza : Si pemberi berani gegabah padanya, anatan ia telah berbuat baik. Misalnya, ia megatakan, “Saya telah banyak memberi Anda, tetapi Anda tidak ada rasa terima kasihnya.”
  • قَوْلٌ مَعْرُوفٌ  (Qaulun ma’ruf) : Kata-kata yang manis atau tolakan yang halus kepada si peminta. Seperti perkataan, “Semoga Allah memberi rezeki kepada Anda”, atau “Kembalilah kepadaku lain waktu”, dan lain sebagainya.
  • مَغْفِرَةٌ (Maghfirah): Menutup-nutupi hal-hal yang teah dilakukan oleh si peminta, seperti perbuatan merengek-rengek ketika ia sedang meminta-minta, yang hal ini amat malu jika rahasianya dibuka.
  • Khairun : Lebih bermanfaat dan banyak faedahnya.
  • Ria’a ‘n-Nas : Sengaja memamerkan perbuatannya agar dilihat oleh orang banyak, dan menapat pujian dari mereka. Dalam hal perbuatannya, ia tidak bermaksud mendapatkan keridhaan Allah, misalnya kkarena terdorong berlas kasihan terhadap hamba-hamba-Nya yang tidak mampu dan lemah atau terdorong meningkatkan martabat umat dengan melakukan hal-hal bisa memperbaiki situasi.
  • صَفْوَانٍ  (Shafwanin): Batu yang halus (licin).
  • Al-Wabil : Hujan yang deras.
  • Ash-Shald : Tetap licin, bersih, tidak ada sedikit debu pun yang menempel padanya. Dikatakan, “Fulanan la yaqdiru ’ala Dirhamin”: sedikit pun ia tidak mempunyai uang.

Pengertian Secara Global Ayat Tentang Infak

Allah SWT menjelaskan di sini mengenai keutamaan menginfakkan harta di jalan-Nya, Allah menegaskan bahwa amal kebaika itu pahalanya akan dilipat gandakan oleh Allah menjadi 700x lipat. Dalam hal ini Allah SWT mencontohkannya dengan tangkai pada (gandum/bulir) sebagai ibaratnya.
Selanjutnya Allah menjelaskan bahwa membangkit-bangkitkan (kebaikan yang dilakukan) dan menyakiti adalah membatalkan sedekah (menghilangkan pahalanya). Dan ini sama saja dengan riya’. Dalam hal ini Allah menggambarkan sebagai batu licin yang merupakan ibaratnya.

Penjelasan al-Baqarah Ayat 261

مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ ۗ

Perumpamaan orang-orang yang menginfakkan harta karena dorongan ridha Allah dan balasan yang baik dari-Nya, seperti orang yang menamkan satu biji di tanah yang sangat subur akan menumbuhkan seratus bebijian. Hal ini seperti dapat kita saksikan dalam tetumbuhan yang berbiji. Seperti jagung, gandum, padi dan sejenisnya.

Dikutip dari “Ringkasan Ibnu Katsir”, hal ini merupakan perumpamaan yang dibuat oleh Allah SWT untuk menggambarkan perlipatgandaan pahala bagi orang yang menafkahkan hartanya dijalan Allah dan mencari keridhaan-Nya. Setiap amal kebaikan itu dilipat gandakan pahalanya menjadi 10 kali lipat, sampai kepada 700x lipat.

Yang dimaksud ‘jalan Allah’ menurut Sa’id bin Jubair ialah dalam rangka taat kepada Allah SWT. Sedangkan Makhul mengartikannya untuk keperluan berjihad, seperti kendaraan tempur, persenjataan dan lain-lainnya untuk tujuan berjihad. Perumpaan ini lebih berkesan dalam hati daripada hanya menyebutkan bilangan 700x lipat. Mengingat, dalam ungkapan tersebut tersirat pengertian bahwa amal-amal saleh dikembangkan pahalanya oleh Allah SWT, sebagaimana seorang petani menyemai benih di lahan yang subur. Hal itu ditentukan oleh keikhlasan orang yang beramal saleh.

Selanjutnya dalam surat al-Baqarah ayat 262, yang dimaksud dengan “tidak menyakiti” adalah mereka tidak melakukan perbuatan yang tidak disukai terhadap orang yang mereka santuni.

Kemudian dalam ayat selanjutnya 263, perkataan yang baik yaitu kalimat yang baik dan doa untuk muslim, dan pemberian maaf ialah memaafkan perbuatan aniaya yang ditujukkan terhadap dirinya.

Terakhir dalam surat al-Baqarah ayat 264, dengan ayat ini Allah SWT memberitahukan bahwa amal sedekah itu pahalanya terhapus bila diiringi dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti perasaan si penerimanya. Karena dengan menyebut-nyebut sedekah dan menyakiti hati penerimanya, maka pahal sedekah menjadi terhapus oleh dosa keduanya.

Menurut at-Thabari dalam karyanya “Jamî’ al-Bayân an Takwil Ay al-Qur’ân” at-Thabari mencontohkan infak seperti di jalan Allah seperti jihad dengan nyawa dan hartanya. (كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنبُلَةٍ مِّئَةُ حَبَّةٍ) Mereka yang berjihad diumpamakan seperti benih yang ditanam dan tumbuh setiap benihnya tujuh ratus cabang.

At-Thabari mengutip riwayat dari Musa ibn Burhan, dikatakan bahwa orang yang berinfak di jalan Allah akan dilipatgandakan pahalanya sebanyak tujuh ratus kali. (وَاللّهُ يُضَاعِفُ لِمَن يَشَاءُ وَاللّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ) Al-Thabari menjelaskan bahwa Allah akan melipatgandakan pahala hambanya setelah berinfak di jalanNya. Orang-orang yang berinfak demi mengharap keridhaan Allah, maka tidak akan pernah hartanya berkurang.

1 Response to "Tafsir Ayat Al Quran al Baqarah 261 - 264 Tentang Memberi Tanpa Menyakiti"

  1. Stainless steel octane | TITanium-ART
    Stainless steel octane. All titanium build stainless steel ford escape titanium 2021 with stainless steel and titanium flat iron steel plates. Made by titanium bohr model TOTO. We offer quality, longevity, and a variety of products to titanium grinder

    ReplyDelete

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel